brand
Home
>
South Korea
>
Jeju
Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Jeju

Jeju, South Korea

Overview

Keindahan Alam Jeju Jeju, pulau vulkanik yang terletak di selatan semenanjung Korea, terkenal dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan. Dikenal sebagai "Pulau Dewata," Jeju memiliki lanskap yang beragam, mulai dari pantai berpasir putih yang bersih hingga tebing curam yang menjulang. Salah satu daya tarik utamanya adalah Gunung Hallasan, gunung tertinggi di Korea Selatan, yang merupakan taman nasional dan menyuguhkan jalur hiking yang menantang dengan panorama hutan yang rimbun dan flora yang kaya. Selain itu, pulau ini juga dikelilingi oleh banyak pulau kecil yang menawarkan keindahan alam yang masih asli.





Kebudayaan dan Tradisi Jeju memiliki budaya yang unik, berbeda dari bagian lain Korea. Budaya lokal dipengaruhi oleh sejarah pulau yang terisolasi, menghasilkan tradisi dan bahasa yang khas. Salah satu simbol budaya Jeju adalah Haenyeo, wanita penyelam yang mengumpulkan hasil laut tanpa alat bantu pernapasan. Mereka adalah representasi kekuatan dan keberanian, serta memainkan peran penting dalam masyarakat lokal. Para Haenyeo bukan hanya penyedia makanan, tetapi juga penjaga tradisi dan pengetahuan tentang laut yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.





Sejarah yang Kaya Jeju juga memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Pulau ini merupakan saksi bisu dari berbagai peristiwa penting, termasuk Pemberontakan 4 April yang terjadi pada tahun 1948, yang merupakan salah satu tragedi terbesar dalam sejarah Korea. Pengunjung dapat belajar lebih lanjut tentang sejarah ini dengan mengunjungi Museum Pemberontakan Jeju, yang menyajikan dokumentasi dan pameran yang mendalam tentang peristiwa tersebut dan dampaknya terhadap masyarakat Jeju. Selain itu, sejarah kerajaan dan pengaruh budaya Tiongkok juga dapat dilihat di berbagai situs bersejarah di pulau ini.





Keajaiban Kuliner Kuliner Jeju juga patut dicicipi. Pulau ini terkenal dengan ikan segar dan hasil lautnya yang melimpah. Salah satu hidangan yang paling terkenal adalah heukdwaeji, daging babi hitam Jeju yang terkenal lezat dan beraroma. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati bibimbap Jeju, nasi campur yang disajikan dengan sayuran segar dan daging. Jangan lewatkan juga tangerine Jeju, buah khas pulau ini yang manis dan segar, sering dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan.





Atmosfer yang Santai Atmosfer di Jeju sangat berbeda dibandingkan dengan kota-kota besar di Korea Selatan. Pulau ini menawarkan suasana yang lebih santai dan alami, cocok untuk mereka yang ingin melarikan diri dari kesibukan kehidupan kota. Dengan banyaknya kafe dan restoran yang menghadap ke laut, pengunjung dapat menikmati pemandangan sambil mencicipi makanan lokal. Berjalan-jalan di sepanjang pantai seperti Pantai Hyeopjae yang terkenal dengan pasir putihnya dan air biru jernih, akan memberikan pengalaman yang menenangkan.





Kesimpulan Jeju adalah destinasi yang menjanjikan pengalaman yang kaya dan beragam bagi wisatawan. Keindahan alam, budaya yang unik, sejarah yang mendalam, dan kuliner lezat menjadikan pulau ini sebagai salah satu permata Korea Selatan yang wajib dikunjungi. Dengan keramahan penduduk lokal dan berbagai kegiatan yang ditawarkan, Jeju pasti akan meninggalkan kesan mendalam bagi setiap pengunjung.

How It Becomes to This

Jeju, pulau indah di selatan Semenanjung Korea, memiliki sejarah yang kaya dan beragam yang menjadikannya salah satu destinasi wisata terpopuler. Sejak zaman kuno, Jeju telah menjadi saksi peristiwa penting yang membentuk budaya dan identitas masyarakatnya. Mari kita menelusuri perjalanan sejarah Jeju dari zaman kuno hingga saat ini.

Pada zaman prasejarah, Jeju dihuni oleh suku-suku nomaden yang berburu dan mengumpulkan makanan. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa pulau ini sudah dihuni sejak 6000 SM. Salah satu situs penting adalah Bongseong-ri, di mana artefak kuno ditemukan, menunjukkan bahwa penduduk awal Jeju sudah memiliki kehidupan yang teratur. Pemandangan alam yang menakjubkan, termasuk Hallasan, gunung tertinggi di Korea, menyediakan sumber daya alam yang melimpah bagi penduduk.

Memasuki periode kerajaan, Jeju menjadi bagian dari kerajaan Silla (57 SM - 935 M). Selama era ini, Jeju berfungsi sebagai pusat perdagangan maritim dan hubungan budaya. Pelabuhan Jeju City yang strategis menjadi titik pertemuan antara pedagang dari daratan Korea dan negara-negara tetangga. Silla juga dikenal dengan budaya pertanian dan perikanan yang berkembang pesat di pulau ini.

Setelah Silla, Jeju berada di bawah kekuasaan Goryeo (918-1392) dan kemudian Joseon (1392-1910). Pada masa Joseon, Jeju dikenal dengan sebutan “Pulau Perempuan” karena banyaknya wanita yang terlibat dalam pekerjaan laut dan perdagangan. Wanita-wanita ini dikenal sebagai haenyeo, penyelam wanita yang mencari hasil laut seperti kerang dan abalone. Tradisi ini masih berlangsung hingga kini dan menjadi daya tarik wisata, dengan wisatawan dapat menyaksikan keterampilan luar biasa mereka.

Selama periode penjajahan Jepang (1910-1945), Jeju mengalami banyak perubahan sosial dan ekonomi. Jepang memperkenalkan kebijakan pertanian yang mengubah cara bertani penduduk lokal. Meskipun begitu, rakyat Jeju tetap melestarikan budaya dan tradisi mereka. Salah satu situs penting dari era ini adalah Jeju 4.3 Peace Park, yang didedikasikan untuk memperingati peristiwa tragis pertempuran Jeju 4.3 pada tahun 1948-1949, di mana ribuan orang kehilangan nyawa dalam konflik bersenjata.

Setelah Perang Korea, Jeju mengalami perkembangan pesat sebagai tujuan wisata. Keindahan alamnya, termasuk Tebing Jusangjeolli yang menakjubkan dan pantai-pantai yang bersih, menarik perhatian banyak wisatawan domestik dan internasional. Pemerintah Korea Selatan mulai mengembangkan infrastruktur pariwisata, menjadikan Jeju sebagai tujuan liburan keluarga dan tempat peristirahatan bagi para pengunjung.

Di abad ke-21, Jeju telah menjadi salah satu pulau wisata paling populer di Asia. Keberadaan Jeju International Airport yang menghubungkan pulau ini dengan berbagai kota besar di Asia semakin meningkatkan jumlah wisatawan. Festival tahunan seperti Jeju Fire Festival dan Jeju Cherry Blossom Festival menarik ribuan pengunjung, memamerkan keindahan alam dan budaya lokal.

Jeju juga terkenal dengan makanan khasnya. Hidangan seperti black pork dan seafood stews menjadi favorit di kalangan wisatawan. Pasar tradisional seperti Dongmun Traditional Market adalah tempat yang sempurna untuk mencicipi kuliner lokal dan membeli oleh-oleh.

Namun, Jeju tidak hanya tentang keindahan alam dan kuliner. Pulau ini juga memiliki warisan budaya yang kaya, termasuk arsitektur tradisional. Seongeup Folk Village adalah contoh yang sempurna, di mana pengunjung dapat melihat rumah-rumah batu yang telah ada selama ratusan tahun, mencerminkan cara hidup masyarakat Jeju di masa lalu.

Selain itu, Jeju telah ditetapkan sebagai Global Geopark dan bagian dari UNESCO World Heritage karena keunikan geologisnya. Kawasan Seongsan Ilchulbong, juga dikenal sebagai Sunrise Peak, adalah situs yang wajib dikunjungi, menawarkan pemandangan luar biasa dan pengalaman mendaki yang tak terlupakan.

Di tengah modernisasi, Jeju tetap berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan warisan budayanya. Upaya untuk melestarikan ekosistem pulau dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan semakin diutamakan. Ini membuat Jeju bukan hanya tempat yang indah untuk dikunjungi, tetapi juga tempat yang peduli terhadap masa depan dan warisan budayanya.

Dengan segala keindahan dan kekayaan sejarah yang dimiliki, Jeju adalah destinasi yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman budaya yang mendalam. Dari situs bersejarah hingga makanan lezat, Jeju siap memanjakan setiap pengunjung yang datang. Sejarah panjang pulau ini, yang dibentuk oleh perubahan zaman dan budaya, menjadikannya tujuan wisata yang menarik dan penuh cerita untuk dijelajahi.

Historical representation

Discover More Area

Delve into more destinations within this state and uncover hidden gems.