Hot Cross Buns
Hot Cross Buns adalah roti manis yang berasal dari Inggris, yang biasanya disajikan pada hari Jumat Agung dan selama periode Paskah. Roti ini memiliki sejarah yang kaya dan telah menjadi bagian integral dari tradisi kuliner Inggris selama berabad-abad. Diperkirakan bahwa asal-usul Hot Cross Buns dapat ditelusuri kembali ke abad ke-12, ketika biarawan dari St. Albans membuat roti manis dengan simbol salib sebagai penghormatan kepada salib Kristus. Seiring berjalannya waktu, roti ini berkembang menjadi makanan yang lebih umum dan menjadi favorit masyarakat Inggris. Rasa Hot Cross Buns sangat khas dan menggugah selera. Roti ini memiliki kombinasi rasa manis dan rempah yang seimbang, berkat penggunaan bahan-bahan seperti kayu manis, pala, dan cengkeh. Dalam setiap gigitan, Anda akan merasakan kelembutan roti yang lembut, dikombinasikan dengan rasa kismis atau currant yang memberikan sentuhan manis dan sedikit asam. Kelezatan Hot Cross Buns semakin meningkat berkat lapisan glaze manis yang sering kali terbuat dari sirup, yang memberikan kilau menggiurkan pada roti tersebut. Persiapan Hot Cross Buns melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, adonan dibuat dengan mencampurkan tepung terigu, ragi, gula, garam, dan rempah-rempah. Setelah itu, susu hangat dan mentega leleh ditambahkan untuk memberikan kelembutan pada adonan. Setelah semua bahan tercampur, adonan diuleni hingga elastis dan dibiarkan mengembang selama beberapa jam. Setelah mengembang, adonan dibentuk menjadi bola-bola kecil dan dibiarkan lagi untuk mengembang. Sebelum memanggang, salib yang terbuat dari campuran tepung dan air ditempatkan di atas setiap roti, simbol yang menunjukkan hari Jumat Agung. Roti kemudian dipanggang hingga berwarna keemasan. Bahan-bahan kunci dalam pembuatan Hot Cross Buns termasuk tepung terigu, ragi, gula, mentega, susu, dan rempah-rempah seperti kayu manis dan pala. Selain itu, kismis atau currant sering ditambahkan untuk memberikan rasa manis yang khas. Beberapa variasi juga bisa mengandung kulit jeruk atau lemon untuk menambah keasaman dan aroma yang segar. Secara keseluruhan, Hot Cross Buns bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol dari tradisi Paskah yang kaya akan makna. Dengan rasa yang unik dan cara penyajian yang khas, roti ini terus dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia, terutama di Inggris, sebagai bagian dari perayaan dan kebersamaan keluarga.
How It Became This Dish
Sejarah Roti Hot Cross Buns di Inggris Roti Hot Cross Buns adalah salah satu makanan khas yang paling dikenal di Inggris, khususnya saat menjelang Paskah. Dengan aroma rempah yang khas dan lapisan glazur manis di atasnya, roti ini tidak hanya menjadi hidangan yang lezat, tetapi juga sarat makna budaya dan sejarah yang dalam. Mari kita telusuri asal-usul, makna budaya, dan perkembangan roti ini dari masa ke masa. Asal Usul Hot Cross Buns Asal-usul Roti Hot Cross Buns dapat ditelusuri hingga abad ke-12, ketika para biarawan di Inggris mulai memanggang roti dengan tanda salib. Tanda salib ini melambangkan salib Kristus, dan roti ini sering kali dipersembahkan pada hari Jumat Agung. Pada awalnya, roti ini disiapkan dengan bahan-bahan sederhana seperti tepung, ragi, dan air, namun seiring waktu, rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh mulai ditambahkan, memberikan rasa yang lebih kaya. Salah satu catatan tertua tentang Roti Hot Cross Buns berasal dari tahun 1733, ketika seorang penjual roti bernama Thomas Rocliffe menjual roti ini di pasar London. Pada saat itu, roti ini hanya dijual pada hari Jumat Agung, dan menjadi tradisi bagi masyarakat untuk membeli dan mengonsumsi roti ini sebagai bagian dari perayaan Paskah. Makna Budaya Hot Cross Buns memiliki makna budaya yang mendalam dalam tradisi Kristen. Salib yang tertera di atas roti melambangkan pengorbanan Yesus Kristus, sementara bumbu yang digunakan, seperti kismis dan rempah-rempah, melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Di Inggris, ada pepatah yang terkenal: “Hot cross buns, hot cross buns! One a penny, two a penny, hot cross buns!” yang menunjukkan popularitas dan aksesibilitas dari roti ini. Tradisi mengonsumsi Hot Cross Buns pada hari Jumat Agung bukan hanya sekadar tentang rasa, tetapi juga tentang refleksi spiritual. Banyak orang yang mempercayai bahwa memakan roti ini pada hari tertentu dapat membawa keberuntungan dan melindungi mereka dari nasib buruk. Selain itu, beberapa keluarga juga memiliki tradisi untuk membagikan Hot Cross Buns kepada tetangga mereka, memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas. Perkembangan Seiring Waktu Seiring berjalannya waktu, Hot Cross Buns mengalami banyak perubahan dan variasi. Pada abad ke-19, resep roti ini mulai berevolusi. Beberapa koki mulai menambahkan bahan-bahan baru, seperti almond, buah-buahan kering, atau bahkan cokelat, untuk menciptakan variasi yang lebih menarik. Pada tahun 1880-an, Roti Hot Cross Buns mulai diproduksi secara massal di pabrik-pabrik, menjadikannya lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Dengan meningkatnya produksi, Hot Cross Buns menjadi semakin populer, tidak hanya dikonsumsi pada hari Jumat Agung, tetapi juga pada perayaan Paskah secara umum. Pada tahun 1920-an, roti ini telah menjadi salah satu makanan wajib di meja perayaan Paskah di banyak rumah tangga Inggris. Di luar Inggris, Hot Cross Buns juga mulai dikenal di negara-negara lain, terutama di Australia dan Selandia Baru, di mana imigran Inggris membawa tradisi ini. Di sana, Hot Cross Buns menjadi simbol perayaan Paskah, dengan variasi rasa dan ukuran yang beragam. Misalnya, di Australia, banyak toko roti mulai menawarkan Hot Cross Buns dengan rasa cokelat, stroberi, atau bahkan rasa keju. Tradisi dan Simbolisme Roti Hot Cross Buns tidak hanya menjadi makanan, tetapi juga simbol dari berbagai tradisi dan kepercayaan. Di beberapa daerah di Inggris, ada kepercayaan bahwa jika Anda menyimpan satu Hot Cross Bun dari tahun sebelumnya, roti tersebut akan melindungi rumah Anda dari kebakaran. Selain itu, ada juga tradisi untuk menggantung Hot Cross Buns di langit-langit rumah sebagai simbol keberuntungan. Di sisi lain, Roti Hot Cross Buns juga menjadi bagian dari perayaan modern. Banyak kafe dan toko roti di seluruh dunia kini menawarkan variasi Hot Cross Buns yang lebih inovatif, seperti Hot Cross Buns vegan atau gluten-free, untuk memenuhi permintaan konsumen yang beragam. Ini menunjukkan bahwa meskipun tradisi tetap dipertahankan, inovasi juga menjadi bagian penting dari perkembangan kuliner masa kini. Kesimpulan Sejarah Roti Hot Cross Buns adalah perjalanan yang penuh warna, mencerminkan perpaduan antara tradisi, budaya, dan inovasi. Dari asal-usulnya yang sederhana sebagai roti yang dipersembahkan pada hari Jumat Agung, hingga menjadi makanan ikonik yang dinikmati oleh jutaan orang di seluruh dunia, Hot Cross Buns telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Paskah. Dengan setiap gigitan, Hot Cross Buns tidak hanya menyajikan rasa yang lezat, tetapi juga mengingatkan kita akan makna yang lebih dalam – tentang pengorbanan, harapan, dan keberuntungan. Tradisi ini terus hidup dan berkembang, menjadikannya salah satu makanan yang selalu dinantikan setiap tahun, baik di Inggris maupun di seluruh dunia.
You may like
Discover local flavors from United Kingdom